Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya! Tidak Boleh Merokok Saat Hamil

Mamaenka - Bila Bunda mempunyai rutinitas merokok, karena itu seharusnya Anda stop dahulu selama saat kehamilan. Masalahnya kandungan nikotin, karbon monoksida, arsenik, dan beberapa zat beracun yang lain yang Bunda hirup dari sebatang rokok akan terikut lewat saluran darah dan secara langsung ke arah janin.

Robert Welch, pimpinan Departeman Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Southfield Michigan mengatakan, "Merokok dapat menjadi pemicu nomor satu diantara bayi yang lahir cacat". Dia menyaksikan banyak sekali kompleksitas yang terjadi pada bayi yang lahir dari Ibu seorang perokok, dimulai dari bayi prematur, lahir kekecilan, bahkan juga janin yang mati dalam kandungan. Menurut penglihatannya, bayi dalam kandungan akan  lebih sehat dan selamat bila si Ibu stop merokok.



Welch menjelaskan jika seorang Ibu yang mempunyai penyakit diabetes atau penekanan tinggi lebih bisa ditata beberapa obat dibanding perokok. Karena, rutinitas jelek itu sulit sembuh terkecuali Bunda sendiri yang memiliki komitmen untuk terlepas dari jerat nikotin.

Makin bertambah rokok yang Anda hirup setiap harinya, karena itu pasti kemungkinan bayi tercipta cacat akan makin bertambah besar. Pun tidak ada agunan jika Bunda cuma merokok sebatang saja tiap hari karena itu bayi Anda akan 'aman' dari permasalahan kesehatan. Bila Bunda masih tetap memaksakan untuk lakukan rutinitas jelek itu, karena itu bersiap saja hadapi risiko berikut:

1. Bayi tercipta secara cacat jantung

Bila Bunda sudah mulai merokok sejak dari trimester pertama, karena itu bayi Anda kemungkinan akan menanggung derita masalah pada jantungnya. Sebuah riset pada tahun 2011 yang sudah dilakukan oleh pusat Pengontrol dan Penangkalan Penyakit Amerika Serikat mengatakan jika Ibu perokok mempunyai risiko 20 sampai 70 % semakin tinggi untuk melahirkan bayi secara cacat jantung dibandingkan beberapa Ibu yang memutuskan untuk tidak merokok.

2. Bayi tercipta sama ukuran dan berat tubuh di bawah normal

Bila Bunda konsumsi satu pak rokok sepanjang memiliki kandungan, karena itu hal itu akan kurangi rerata 1/2 pon dari berat tubuh bayi. Dan bila Bunda merokok 2 pak dalam satu hari akan membuat bayi tercipta secara berat tubuh satu pon bahkan juga kurang. Walau sebenarnya, saat kehamilan ialah saat paling penting yang bisa tentukan bagaimana perubahan fisik si buah kesayangan nanti. Ibu yang tidak dapat mengendalikan diri dari rokok sebenarnya berlaku egois karena tidak pikirkan masa datang anaknya sendiri.

3. Bayi tercipta dengan kerusakan dalam otak

Semuanya orang tua tentu ingin anaknya tercipta sehat dan tumbuh jadi siswa yang pintar. Tetapi, kemauan itu dapat menjadi hanya mimpi kosong jika Bunda tetap merokok. Masalahnya kandungan beracun pada rokok akan memengaruhi perubahan otak sang kecil dan membuat mempunyai masalah belajar, permasalahan personalitas, dan IQ yang relatif rendah.

4. Bayi tercipta dengan permasalahan dalam tubuh dan paru-paru

Bayi yang lahir sama ukuran di bawah rerata condong bertubuh yang masih belum berkembang. Paru-paru sang kecil tidak bisa bekerja secara seharusnya, yang bermakna dia harus didukung oleh alat respirator supaya bisa bernafas. Kalaulah bayi itu telah sanggup bernafas, dia selanjutnya akan mempunyai permasalahan pernapasan. Penyebabnya jelas sudah, nikotin dari rokok yang disedot oleh Bunda sudah tunda proses perubahan paru-parunya. Permasalahan yang nanti akan dialami sang kecil juga bermacam, dimulai dari asma sampai sindrom bayi wafat tiba-tiba.

Lalu, bagaimana bila perokok itu bukan Bunda tetapi si ayah? Hmm, risiko jadi seorang passive smoker masih sama resikonya bila Anda perokok. Kesehatan Ibu dan janin akan dikuasai bila terus-terusan terpampang asap rokok dari beberapa orang disekitaran Anda. Sebaiknya Bunda membuat larangan keras supaya Ayah stop merokok benar-benar sepanjang Anda memiliki kandungan. Disamping itu, bawa masker untuk jaga diri dari mengisap zat beresiko itu.
Bagaimana Langkah Stop Merokok?

Tentu saja tiap orang mempunyai sistem yang berbeda supaya bisa terlepas dari jeratan nikotin. Tetapi beberapa tips berikut ini pantas diterapkan bila Bunda betul-betul punya niat untuk stop merokok:

Ambil napas dan tahan sepanjang 10 detik setiap kali Bunda merasakan ingin merokok.
Buat tempat non-smoking di dalam rumah Anda.
Menyembunyikan korek, asbak, dan semua jenis pemantik api
Mengonsumsi minuman yang memiliki kandungan cafein sedikit. Penyebabnya, cafein bisa menstimuli kemauan untuk merokok, begitu halnya alkohol.
Minta orang disekitaran Anda tidak untuk merokok saat bersama Anda.
Rubahlah rutinitas yang sejauh ini tersambung dengan aktivitas merokok. Misalkan bila Bunda terlatih merokok sekalian menyopir atau cuma ketika depresi, karena itu coba untuk mengubah rutinitas jelek itu. Coklat, es cream, film, atau karaoke bisa jadi alternative yang semakin lebih sehat.
Menggalang support dari pihak lain. Bunda bisa meng ikuti aktivitas seperti dukungan grup atau turut program stop merokok.
Masih tetap aktif untuk menghindari pemikiran dari rekok. Coba jalan-jalan, olahraga, atau membaca buku.
Selalu sedia permen karet atau permen mint di kantong pakaian Bunda untuk mengantisipasi bila kemauan merokok ada.

Lalu, bagaimana bila Bunda telah telanjur merokok saat kehamilan? Tidak boleh cemas, Bunda sempat kok untuk stop! Menurut jurnal Obstetrics and Gynecology yang keluar tahun 2009, seorang Ibu yang stop merokok di trimester pertama kandungannya akan mempunyai peluang besar untuk melahirkan bayi yang sehat secara berat tubuh normal.

Dan, bila Bunda stop di trimester ke-2 , karena itu kemungkinan untuk melahirkan bayi yang sehat sedikit akan menyusut. Hal yang paling beresiko ialah bila Bunda nekad merokok sesudah 14 sampai 16 minggu saat kehamilan, karena akan perlambat perubahan berat tubuh si janin dalam kandungan.

Tetapi bila Bunda segera stop merokok, karena itu bayi mulai akan memperoleh oksigen kembali untuk tumbuh. Saat dokter memeriksa kondisi bayi dengan ultrasound, karena itu Anda akan ketahui ketidaksamaan tingkat perkembangan bayi yang berarti dibandingkan saat Bunda belum stop mengisap nikotin.

Saat Bunda putuskan stop merokok, badan Anda kemungkinan akan memperlihatkan beberapa gejala seperti gampang geram, pusing, berasa benar-benar lapar, kerap batuk-batuk, sakit di kepala, atau sulit fokus. Tetapi hal itu lumrah saja kok Bun, masalahnya badan yang terlatih dengan nikotin memang adiktif dengan beberapa zat beresiko yang ada pada rokok.

Tetapi tenang saja, tanda-tanda itu cuma memiliki sifat sementara dan akan musnah sesudah 10 sampai 14 hari. Penting untuk Bunda untuk selalu mengatur diri saat beberapa gejala itu ada, satu diantaranya dengan selalu ingat argumen khusus mengapa Bunda stop merokok.

Pikirkan bayi Anda yang nantinya akan tumbuh sehat dan normal tanpa cacat fisik. Pikirkan begitu senangnya ia sewaktu mengetahui jika Bundanya sudah berusaha seoptimal kemungkinan untuk kesehatannya. Yakin dech, apakah yang Bunda kerjakan saat ini benar-benar sesuai dengan hasil yang hendak Anda dapatkan nanti. So turun that cigarette, Mam!